Media sosial memang kerap kali dijadikan sebagai wadah untuk berbagi dengan sesamapeselancar di dunia maya. Ada postingan yang menghibur, bersifat informatif, atau bahkan menyedihkan. Nggak jarang, postingan ini bisa viral seketika, apalagi jika cerita tersebut menyentuh hati atau menginspirasi.
Seperti cerita yang dibagikan oleh seorang pengguna Facebook ini. Cerita yang mengundang haru ini viral setelah dibagikan lebih 34 ribu kali. Cerita yang tentu saja menjadi salah satu postingan yang mengisi media sosial dengan sebuah pelajaran berharga dan juga positif.
Shukur Yusuf menceritakan bahwa tahun lalu, adiknya, Fatin Nursyahirah divonis menderita penyakit Sarkoma stadium 3
Shukur Yusuf, lelaki asal Shah Alam, Malaysia, membagikan kisah pilu tentang adiknya yang bernama Fatin Nursyahirah Binti Yusuf, yang berusia 24 tahun. Pada tahun 2017 lalu, Fatin divonis menderita kanker Sarkoma stadium tiga. Hidup mereka sekeluarga pun berubah. Mereka fokus pada penyembuhan penyakit yang diderita oleh Fatin. September 2017 Fatin melakukan operasi bedah untuk membuang kanker tersebut. Namun ternyata, pada Desember 2017 kanker tersebut kembali menyerang dan lebih agresif.
Februari 2018, Mama dan Abah terus setia menunggu di luar ruang bedah. Operasi kedua yang memakan waktu lebih dari 15 jam selesai pada jam 2 pagi. Setelah salat Subuh, Mama, Abah, dan aku menunggu di Unit Perawatan Intensif Cardiacthoracic (CICU) menunggu ulasan dokter tentang operasi. Dokter memberi tahu bahwa operasi tidak 100% berhasil. Sel-sel kanker tidak dapat sepenuhnya dihapus karena kondisinya terlalu rumit dan dapat mengakibatkan kematian. Setelah mendengar ulasan dokter, kami pergi. Semua orang diam tapi akhirnya kami menangis. Kami tidak cukup kuat untuk menahan air mata. Ya Allah! Sungguh hebat ujian-Mu kali ini
Di tengah cobaan tersebut, ternyata masih ada lelaki yang bersedia menerima sosok Fatin apa adanya
Saat Fatin berjuang melawan penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya itu, seorang laki-laki datang meminangnya pada 17 Juni 2018. Pria bernama Azzam tersebut bersedia menerima sosok Fatin apa adanya, dengan kondisinya yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu—bahkan kankernya sudah memasuki stadium 4. Pada Juli lalu, Fatin menderita kelumpuhan dari pinggang hingga ke bawah. Kankernya pun semakin menyebar ke paru-paru. Namun pada awal Agustus lalu, sebuah semangat kembali menyelimuti Fatin. Azzam ingin menikahi Fatin saat itu juga. Pada 3 Agustus lalu, diselenggarakanlah ijab kabul secara sederhana. Tanpa pesta atau baju pernikahan, di depan Fatin yang terbaring, Azzam pun melakukan ijab dan resmi menikahi Fatin.
Pagi 3 Ogos 2018, Kakak dan Azzam selamat diijabkabulkan. Tiada majlis warna warni, tiada baju pengantin menambah seri. Tiada pelamin tanda raja sehari. Yang ada hanyalah pihak keluarga perempuan, pihak keluarga lelaki, tok kadi bersama saksi. Ketika akad sedang dilafaz, isakan tangis keluarga menjadi musik latar, menyaksikan penyatuan dua hati murni ini. Alhamdulillah. Allah permudahkan.
Pagi 3 Ogos 2018, Kakak dan Azzam selamat diijabkabulkan. Tiada majlis warna warni, tiada baju pengantin menambah seri. Tiada pelamin tanda raja sehari. Yang ada hanyalah pihak keluarga perempuan, pihak keluarga lelaki, tok kadi bersama saksi. Ketika akad sedang dilafaz, isakan tangis keluarga menjadi musik latar, menyaksikan penyatuan dua hati murni ini. Alhamdulillah. Allah permudahkan.


